Senin, 06 Juni 2016

Kosakata Using dan Kamus Bahasa Daerah USING-INDONESIA



Sebuah artikel yang ditulis oleh Adi Budiwiyanto, dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (BP2B), membicarakan tentang kontribusi kosakata dari bahasa daerah dalam Bahasa Indonesia. http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/artikel/1285.

Di antara 514 bahasa daerah yang ada di Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memuat kosakata kurang lebih 70 bahasa dan beberapa dialek. Dalam KBBI edisi keempat itu, terdapat entri sebanyak 3.592 kosakata dari bahasa daerah.

Bahasa Using menduduki tempat ke 9 dari 70 bahasa daerah yang memberi kontribusi kosakata dalam KBBI, sebanyak 46 kata atau 1,28 persen. Memang terasa sedikit dibanding bahasa Jawa 1109 kata atau 30,87 persen, tapi sudah lebih bagus dari bahasa-bahasa daerah lain seperti Batak (32 kata), Bugis (24) dan bahasa daerah lain.

Jelas oleh BP2B, bahasa Using dikategorikan sebagai sebuah bahasa dan bukan dialek Jawa. Barangkali, artikel ini menjadi jawaban orang-orang Banyuwangi yang masih meragukan kedudukan Bahasa Using dalam percaturan perbahasaan nasional. Terlebih lagi saat munculnya, Pergub 19/2014 tentang Mata Pelajaran Bahasa Daerah sebagai Muatan Lokal Wajib di Sekolah/Madrasah dan Perda Jatim No. 9/2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan. Tiba-tiba beberapa orang Banyuwangi, seperti kehilangan kepercayaan diri terhadap bahasanya sendiri. Pergub tersebut, memang tidak secara hitam putih menyebut bahasa Using sebagai bahasa lokal yang boleh diajarkan di sekolah. Orang-orang itu lupa bahwa Banyuwangi mempunyai Perda No. 5 tahun 2005 tentang Pengajaran Bahasa Using di sekolah.

Soal kosakata Bahasa Using, mau tidak mau orang merujuk pada Kamus Bahasa Daerah USING-INDONESIA yang disusun oleh Hasan Ali. Sejauh pengamatan saya, kamus ini adalah kamus Using yang terlengkap di dunia. Meski tidak pernah diperbaharui lagi sejak diterbitkannya tahun 2002, mentok sampai cetakan kedua, tidak ada produk kamus Using yang bahkan mendekatinya. Wajar saja, kamus ini menjadi rujukan banyak orang mengenai bahasa Using.

Yang membuat penyusunnya perlu diacungi jempol adalah beliau ini tak hanya menyusun kamus dengan kurang lebih 24.000 entri, beliau juga menulis buku tentang Bahasa Using yang lain yaitu Pedoman Umum Ejaan Bahasa Using (Cara Menulis dan Membaca Bahasa Using) dan Tata Bahasa Baku BAHASA USING.

Dan tidak berhenti di sana. Perjuangannya yang lebih dahsyat lagi adalah: membawa Bahasa Using menjadi pelajaran muatan lokal di sekolah-sekolah. Jadi apapun yang dikatakan orang, apakah itu kamus merupakan opini penulisnya, tidak mengurangi nilai kerja keras beliau menghasilkan buku-buku yang menjadi dasar rujukan seluruh pengajaran Bahasa Using sekarang.

Dengan jiwa besar beliau, kalau pun masih hidup, barangkali beliau tidak akan mengatakan begini kepada pengritiknya: Ini bukuku, ini kamusku. Mana bukumu, maka kamusmu?” Karena saya sangat tahu, beliau sangat menghormati orang-orang yang secara pemikiran berseberangan dengannya.  Meskipun orang-orang yang berseberangan dengan beliau tersebut, kemampuannya hanya pada mencela pekerjaan beliau dan tidak pernah berbuat apa-apa terhadap bahasa Using. Para pencela itu tidak pernah menulis buku, tidak pernah menulis kamus. Hanya mencela. Yang artinya tidak membangun Bahasa Using, malah ingin menghancurkannya.

Dengan begitu terang-benderangnya kedudukan Bahasa Using di BP2B, maka keraguan yang dikumandangkan sekelompok orang dengan mempersoalkan lagi masalah ejaan adalah langkah mundur. Oh ya, BP2B, menulis dengan ejaan USING dan bukan memakai ejaan yang lain.

Lebih penting adalah memikirkan bagaimana guru-guru bisa mendapat lebih banyak buku pengayaan untuk materi ajar, bagaimana guru-guru bisa meningkatkan pengetahuan tentang Bahasa Using dengan mengadakan pelatihan-pelatihan. Dan harus dipikirkan pula, bagaimana kesinambungan ribuan siswa yang saat ini menerima pelajaran Bahasa Using di sekolah, jika masih saja berkutat dan meributkan masalah ejaan dan kedudukan Bahasa Using itu sendiri.

#SingKakeyanBecong #SanggaKamusBanyuwangi #Siji-sijineKamusBasausing  

iwandear@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar