Perjalanan dari Jakarta menuju Spanyol menggunakan
penerbangan Qatar Airways yang tahun lalu menyabet penghargaan Skytrax sebagai
penerbangan terbaik dunia. Tidak seperti penerbangan lain, ketepatan waktunya
memang boleh dibilang bukan main, sama sekali tidak main-main.
Mengikuti jadwal terbang pukul 00.25, para penumpang sudah
mulai masuk pesawat sejam sebelumnya. Pesawat Dreamliner buatan Boeing terbaru
itu, sudah mulai meninggalkan tempat menuju landasan pacu, sebelum pukul 00.25 dan
00.25 benar-benar sudah takeoff
meninggalkan daratan. Ketepatan waktunya perlu diacungi jempol. Tidak heran
dari 259 tempat duduk, cuma satu tempat duduk yang tidak terisi.
Yang tidak kalah menarik adalah bagaimana Qatar Airways
menyajikan tata cara prosedur keselamatan dalam penerbangan. Cara standar penerbangan
lain, menggunakan awak pesawat untuk memeragakan segala prosedurnya. Mula-mula
arahan untuk meletakkan segala barang pada tempatnya. Kalau tekanan dalam kabin
turun akan ada masker yang keluar dari tempat di atas kepala penumpang. Andai
pesawat terjatuh, penumpang paling depan harus memeluk dengkul, dan yang di
belakangnya harus melindungi kepala. Andai pesawat mendarat darurat di air,
semua barang harus ditinggal dan turun melalui tangga darurat berupa tangga
balon udara.
Ada pula penerbangan yang menggunakan peragaan melalui video
monitor di belakang masing-masing kursi, dengan pendekatan yang formal. Hanya
memindahkan praktik langsung oleh awak pesawat dengan video. Qatar melakukannya
dengan berbeda dan menarik.
Sebagai perusahaan yang menyeponsori salah satu klub
sepakbola terbaik di dunia, yaitu Barcelona, Qatar menggunakan para pemain
Barca untuk menjadi bagian dari prosedur keselamatan. Dan idiom-idiom lapangan
sepakbola yang dikombinasikan dengan prosedur keselamatan. Ada Pelatih yang
merapikan sepatu pada tempatnya, ada Messi yang menangkap bola yang dilempar
saat dia duduk di atas meja.
Tekanan udara yang turun dalam kabin dan menyebabkan
keluarnya masker oksigen, diperagakan saat para penggemar, terutama ibu-ibu dan
remaja putri lainnya, seakan kehabisan nafas saat menyambut keluarnya Pique
yang ganteng.
Peluit pada baju pelampung, ditiup oleh salah satu penonton
di tribun yang menggunakan baju pelampung, menyebabkan Suarez berhenti
menggocek bola. Para penumpang duduk di kursi pesawat berjejer di tengah
lapangan (seperti saat pemain lawan melakukan pagar betis karena ada tendangan
bebas) melakukan gerakan menunduk dan memegangi lututnya, saat Neymar melakukan
tendangan bebas dan bola melewati atas kepala menuju gawang lawan dan gol.
Dibandingkan penerbangan lain, saya pikir ini prosedur
keselamatan yang paling menarik.
Singkatnya, rombongan tim Pariwisata Indonesia, sampai di
bandara Madrid sekitar pukul 14.00 waktu setempat. Saat menunggu kopor di
karusel, bertemu rombongan kementrian Pariwisata yang lain, termasuk tiga orang
dari Banyuwangi yang akan menampilkan BEC. Acara di Madrid ini termasuk ada acara pameran wisata.
Bis jemputan sudah menunggu, dan kami menuju hotel Tryp,
yang mempunyai gimmick jualan: Madrid: This is my Tryp. Plesetan dari trip yang
berarti perjalanan. Sepanjang jalan menuju hotel, terlihat pohon-pohon yang
meranggas kehilangan daun karena sudah musim dingin. Temperatur menunjukkan
angka 6 derajat Celcius.
Sampai hotel, setelah mendapat jatah kamar, saya dan Pak
Bram, dapat istirahat sebentar kira-kira dua jam. Setelah itu, makan malam
dipercepat pukul 17.30 dan dilanjutkan dengan koordinasi terakhir soal
presentasi yang akan dilakukan esok hari.
Tim bekerja sampai pukul 23.00 lebih. Saya dan Pak Bram,
masih meneruskan revisi materi yang akan disampaikan besok dalam kamar. Besok hari Senin merupakan hari yang sangat
menegangkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar