Masalah itu lah salah satu yang ingin dibuang
dari image Banyuwangi. Memang perlu waktu, tapi setelah pemerintahannya
berjalan empat tahun, Banyuwangi sekarang dikenal sebagai juara dalam hal
penghijauan, ada program sedekah oksigen, beasiswa sebaya. Dan banyak program
lain yang intinya mengajak kerja keroyokan rakyatnya untuk ikut membangun.
Hasilnya sederet penghargaan baik untuk
bupati sebagai sosok pemimpin maupun Banyuwangi sebagai daerah yang perlu
dicontoh oleh daerah lain dalam hal tata pengelolaan daerah dan pemerintahan.
Saya terkaget-kaget, pada saat melihat
posting seorang kawan di facebook, tentang kunjungan Mister Tukul Jalan-jalan
yang kedua di Banyuwangi.
Tayangan Mister Tukul Jalan-jalan biasanya
menampilkan bintang tamu orang yang berpakaian ala orang alim berjubah dan
berblangkon, kemudian ada bintang tamu perempuan. Dan dalam pengakuannya,
mereka melihat makhluk alam lain.
Pada tayangan pertama tahun lalu, Tukul
mengunjungi Watu Dodol dan bekas pabrik di Sukowidi. Lantas digambarkan
berbagai makhluk menyeramkan.
Mengapa saya menyerukan agar masyarakat
Banyuwangi menolak program Mister Tukul Jalan-jalan? Program ini selain
melanggar aturan penyiaran P3 SPS, juga membuat masyarakat makin meyakini
hal-hal gaib yang menjurus ke arah syirik.
Peduli amat kalau program ini dibuat di
daerah lain yang masih mau menerima, dan KPI juga tak hendak melarang
penayangannya di televisi. Tetapi kalau syuting di Banyuwangi, orang-orang
Banyuwangi yang tadinya tidak menonton, jadi ikut menonton dan memberi image
jelek kepada tempat-tempat yang seharusnya bisa diceritakan dengan cara lain yang lebih indah. Unsur kedekatan (proximity), bisa membuat unsur keingintahuan pemirsa semakin meningkat.
Memang tidak dipungkiri, banyak juga orang
Banyuwangi yang masih mempercayai hal-hal supranatural. Tetapi pelajaran lewat
tayangan serial itu sama sekali tidak mendukung keinginan bupati untuk
menghilangkan kesan Banyuwangi dan dunia perdukunannya.
Di dalam P3 dan SPS KPI tahun 2012 diatur
soal tayang mistik. Misalnya Pasal 1, ayat : 27, SPS berbunyi Adegan mistik dan
supranatural adalah gambar atau rangkaian gambar dan/atau suara yang
menampilkan dunia gaib, paranormal, klenik, praktek spiritual magis, mistik
atau kontak dengan makhluk halus secara verbal dan/atau nonverbal.
Kemudian di Pasal 31 SPS disebutkan Program siaran yang menampilkan muatan mistik, horor, dan/atau supranatural DILARANG melakukan rekayasa seolah-olah sebagai peristiwa sebenarnya KECUALI dinyatakan secara tegas sebagai reka adegan atau fiksi.
Lalu dalam Pasal 32 SPS berbunyi Program siaran yang menampilkan muatan mistik, horor dan/atau supranatural yang menimbulkan ketakutan dan kengerian khalayak dikategorikan sebagai siaran klasifikasi D dan hanya DAPAT disiarkan pada pukul 22.00-03.00 waktu setempat.
Kemudian di Pasal 31 SPS disebutkan Program siaran yang menampilkan muatan mistik, horor, dan/atau supranatural DILARANG melakukan rekayasa seolah-olah sebagai peristiwa sebenarnya KECUALI dinyatakan secara tegas sebagai reka adegan atau fiksi.
Lalu dalam Pasal 32 SPS berbunyi Program siaran yang menampilkan muatan mistik, horor dan/atau supranatural yang menimbulkan ketakutan dan kengerian khalayak dikategorikan sebagai siaran klasifikasi D dan hanya DAPAT disiarkan pada pukul 22.00-03.00 waktu setempat.
Bagaimana Banyuwangi bisa menolak tayangan
tersebut? Pasa sebuah proses syuting, tentulah diperlukan ijin kepada pihak
yang berwenang. Seharusnya pihak berwenang di Banyuwangi menolak untuk
memberikan ijin syuting acara yang membodohi pemirsa tersebut.
Kita sambut Tukul kalau syuting program
lainnya, tapi tidak untuk Mister (i) Tukul Jalan-jalan. Kita tidak ingin
memperpanjang daftar hubungan Banyuwangi dengan hal-hal supranatural. Kita akan
buka tangan lebar-lebar kalau stasiun televisi penayang Mister Tukul
Jalan-jalan menayangkan jelajah kuliner di Banyuwangi, keindahan alam bumi Blambangan,
kecantikan pertunjukan keseniannya, atau sejarah Blambangannya yang masih perlu
banyak digali.
Dan untuk program Mister Tukul Jalan-jalan
(atau program serupa di berbagai layar kaca), kita hanya bisa berdoa,
mudah-mudahan -- pembuat program, kru-nya, produsernya, programmingnya,
salesnya, terutama host-nya – mendapat hidayah untuk tidak lagi berhubungan
dengan program tersebut.
iwandear@gmail.com
Sing keneng diwaca , tulisan cemeng backgroundne coklat tuwek..
BalasHapusGada salahnya mister tukul jalan" mau kmana aja, namanya dunia ghaib itu pasti ada , kita hidup d bumi dan alam semesta gk sendirian ,masih banyak alam" lain d sana .. buat apa kok gtu aja harus mendapat hidayah segala , toh acara begini kan jg sebagai hiburan dan wawasan , kalo memang benar adanya dunia ghaib, ini jg kan ladang mereka mencari rezeki . Jadi itu hak mereka masih mau syuting acara ini apa gk . D alquran pun d jelaskan kalo memang kita hidup gk cuma d 1 alam aja , masih ada alam lain yg gk kita tau . Jadi pak bupati , jangan pernah menolak apapun yg mereka siarkan tentang banyuwangi , masih banyak d luar sana daerah yg lebih dinilai sebagai daerah terseram ataupun penuh dengan mistik lebih dari sekedar banyuwangi .
BalasHapus