Kamis, 28 Agustus 2014

Tolak Mister Tukul Jalan-jalan di Banyuwangi

Pada saat menjadi tuan rumah halal bi halal untuk diaspora Using di Pendopo Banyuwangi 29 Juli 2014, Bupati Abdullah Azwar Anas bercerita betapa dulu nama Banyuwangi hanya dikenal orang luar karena dukunnya. Setiap orang penting yang ditemuinya, termasuk dari jajaran kepolisian dan militer, begitu tahu Pak Anas dari Banyuwangi, langsung berkomentar tentang seorang dukun di Sasak Perot yang bupati pun tidak kenal namanya.

Masalah itu lah salah satu yang ingin dibuang dari image Banyuwangi. Memang perlu waktu, tapi setelah pemerintahannya berjalan empat tahun, Banyuwangi sekarang dikenal sebagai juara dalam hal penghijauan, ada program sedekah oksigen, beasiswa sebaya. Dan banyak program lain yang intinya mengajak kerja keroyokan rakyatnya untuk ikut membangun.

Hasilnya sederet penghargaan baik untuk bupati sebagai sosok pemimpin maupun Banyuwangi sebagai daerah yang perlu dicontoh oleh daerah lain dalam hal tata pengelolaan daerah dan pemerintahan.

Saya terkaget-kaget, pada saat melihat posting seorang kawan di facebook, tentang kunjungan Mister Tukul Jalan-jalan yang kedua di Banyuwangi.

Tayangan Mister Tukul Jalan-jalan biasanya menampilkan bintang tamu orang yang berpakaian ala orang alim berjubah dan berblangkon, kemudian ada bintang tamu perempuan. Dan dalam pengakuannya, mereka melihat makhluk alam lain.

Pada tayangan pertama tahun lalu, Tukul mengunjungi Watu Dodol dan bekas pabrik di Sukowidi. Lantas digambarkan berbagai makhluk menyeramkan.

Mengapa saya menyerukan agar masyarakat Banyuwangi menolak program Mister Tukul Jalan-jalan? Program ini selain melanggar aturan penyiaran P3 SPS, juga membuat masyarakat makin meyakini hal-hal gaib yang menjurus ke arah syirik.

Peduli amat kalau program ini dibuat di daerah lain yang masih mau menerima, dan KPI juga tak hendak melarang penayangannya di televisi. Tetapi kalau syuting di Banyuwangi, orang-orang Banyuwangi yang tadinya tidak menonton, jadi ikut menonton dan memberi image jelek kepada tempat-tempat yang seharusnya bisa diceritakan dengan cara lain yang lebih indah.  Unsur kedekatan (proximity), bisa membuat unsur keingintahuan pemirsa semakin meningkat. 

Memang tidak dipungkiri, banyak juga orang Banyuwangi yang masih mempercayai hal-hal supranatural. Tetapi pelajaran lewat tayangan serial itu sama sekali tidak mendukung keinginan bupati untuk menghilangkan kesan Banyuwangi dan dunia perdukunannya.

Di dalam P3 dan SPS KPI tahun 2012 diatur soal tayang mistik. Misalnya Pasal 1, ayat : 27, SPS berbunyi Adegan mistik dan supranatural adalah gambar atau rangkaian gambar dan/atau suara yang menampilkan dunia gaib, paranormal, klenik, praktek spiritual magis, mistik atau kontak dengan makhluk halus secara verbal dan/atau nonverbal.

Kemudian di Pasal 31 SPS disebutkan Program siaran yang menampilkan muatan mistik, horor, dan/atau supranatural DILARANG melakukan rekayasa seolah-olah sebagai peristiwa sebenarnya KECUALI dinyatakan secara tegas sebagai reka adegan atau fiksi.

Lalu dalam Pasal 32 SPS berbunyi Program siaran yang menampilkan muatan mistik, horor dan/atau supranatural yang menimbulkan ketakutan dan kengerian khalayak dikategorikan sebagai siaran klasifikasi D dan hanya DAPAT disiarkan pada pukul 22.00-03.00 waktu setempat.

Bagaimana Banyuwangi bisa menolak tayangan tersebut? Pasa sebuah proses syuting, tentulah diperlukan ijin kepada pihak yang berwenang. Seharusnya pihak berwenang di Banyuwangi menolak untuk memberikan ijin syuting acara yang membodohi pemirsa tersebut.

Kita sambut Tukul kalau syuting program lainnya, tapi tidak untuk Mister (i) Tukul Jalan-jalan. Kita tidak ingin memperpanjang daftar hubungan Banyuwangi dengan hal-hal supranatural. Kita akan buka tangan lebar-lebar kalau stasiun televisi penayang Mister Tukul Jalan-jalan menayangkan jelajah kuliner di Banyuwangi, keindahan alam bumi Blambangan, kecantikan pertunjukan keseniannya, atau sejarah Blambangannya yang masih perlu banyak digali.

Dan untuk program Mister Tukul Jalan-jalan (atau program serupa di berbagai layar kaca), kita hanya bisa berdoa, mudah-mudahan -- pembuat program, kru-nya, produsernya, programmingnya, salesnya, terutama host-nya – mendapat hidayah untuk tidak lagi berhubungan dengan program tersebut.
iwandear@gmail.com

2 komentar:

  1. Sing keneng diwaca , tulisan cemeng backgroundne coklat tuwek..

    BalasHapus
  2. Gada salahnya mister tukul jalan" mau kmana aja, namanya dunia ghaib itu pasti ada , kita hidup d bumi dan alam semesta gk sendirian ,masih banyak alam" lain d sana .. buat apa kok gtu aja harus mendapat hidayah segala , toh acara begini kan jg sebagai hiburan dan wawasan , kalo memang benar adanya dunia ghaib, ini jg kan ladang mereka mencari rezeki . Jadi itu hak mereka masih mau syuting acara ini apa gk . D alquran pun d jelaskan kalo memang kita hidup gk cuma d 1 alam aja , masih ada alam lain yg gk kita tau . Jadi pak bupati , jangan pernah menolak apapun yg mereka siarkan tentang banyuwangi , masih banyak d luar sana daerah yg lebih dinilai sebagai daerah terseram ataupun penuh dengan mistik lebih dari sekedar banyuwangi .

    BalasHapus