Saya mendapat undangan untuk sebuah acara repertoar tari.
Berikut saya kutip dari Release undangannya - bertajuk “Gama Gandrung”
(Perjalanan Gandrung). Cuma saya bolak-balik susunannya sehingga lebih enak
dibaca. Saya tidak menambah-nambahi segala superlative yang muncul dalam
tulisan ini.
Persembahan tari
tradisional kontemporer berlatar belakang tari Gandrung Banyuwangi, yang akan
dipentaskan di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ), Rabu 11 Juni 2014, pukul 20.00
wib.
Masih dari Releasenya:
Aktifitas kita keseharian secara sadar dikelilingi oleh rupa budaya yang
sedianya menyadarkan pada nilai-nilai. Bagi seniman, nilai-nilai (tatanan dan
tuntunan), dapat dieskpresikan menjadi karya seni penuh makna simbolis,
didaktis, sekaligus menghibur. Inilah yang akan dipresentasikan penari muda
berbakat, penyandang gelar Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai
koreografer kelas dunia termuda berbasis seni tari tradisi, Bathara Saverigadi
Dewandoro.
Pelajar Kelas 2 SMU
Angkasa 2 Jakarta Timur ini mengagumi sejarah kesenian Gandrung. Tari Gandrung
memuat berbagai makna, seperti ungkapan syukur, suka cita, harapan, sampai
dengan kesakralan. Lwat Tari
Gandrung inilah simbolisasi tentang harmonisasi antara alam dan manusia dicoba
untuk digambarkan oleh para penari yang akan kami persembahkan.
Penari remaja yang akrab disapa Bathara ini,
kini tengah fokus latihan persiapan bersama belasan remaja seusianya.
”Garapan tari ini akan disajikan dalam
kelompok tari berjumlah sedang, berkisar antara tujuh penari wanita, tujuh
penari pria dan 12 orang pemusik. Mengelaborasi tari dengan tembang (nyanyian),
musik dan dialog atau puitisasi untuk menguatkan nulai dramatiknya agar
ungkapannya lebih menarik dan pesan yang ingin disampaikan terserap penonton,”
terang Bathara, yang bertekad memperlihatkan bahwa karya tari tradisi masih
melekat pada jiwa generasi muda.
Reputasinya di ranah seni – khususnya seni
tari – sempat membawa Bathara ini ke jagad internasional. Kematangan secara
empirik, ditambah kemauannya mengeksplorasi dan melakukan berbagai eksperimen,
menjadikan karya-karyanya menonjol. Gagasannya akan ”gerak” dalam memotret
persoalan cukup menarik. Bathara pernah dipercaya Pemerintah Indonesia membawa
misi kesenian ke India tahun 2008, atas prakarsa Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan RI.
Bathara kerap juga tampil menjadi narasumber
di berbagai kegiatan variety show televisi, di antaranya melalui acara ”Inspirator
Muda Indonseia, Kick Andy” Metro TV, dan acara ”Tea Time” Metro TV tampil bersama
penyiar senior Desi Anwar. Bathara juga sempat membintangi Film Televisi (FTV) ”Tusuk
Konde” yang disutradarai Enison Sinaro.
Bathara memang tumbuh di lingkungan seniman
tradisi. Ayahnya Suryandoro, adalah begawan tari alumni Institut Seni Indonesia
(ISI) Surakarta Program Studi Komposisi Tari. Sementara ibunya, Dewi Sulastri,
adalah master tari dunia alumni Institut Seni Indonseia Yogyakarta.
Repertoar tari ”Gama Gandrung” karya Bathara
Saverigadi Dewandoro, didukung pemusik Sri Waluyo, Penata Artistik Agus
Linduaji, dan Penata Kostum Yani Wulandari.
Sinopsis: Gama
Gandrung
Mereka bersolek
layaknya perempuan yang molek, mengayunkan langkah tanpa lelah dalam sisa
tenaga kerinduan. Berkeliling dengan kerling menawan untuk sebuah kemenangan
batin. ”Gandrung Lanang” biasa orang menyebutnya.
Dan tak kasat jika terancang sebagai
strategi perang. Semua sirna, kecantikan lelaki itu pudar ketika masyarakat tak
menerimanya. Hasrat tak pernah berhenti karena panggilan jiwa. Semi melepas
keraguan dan hadir sebagai pengganti. Lestari menjadi harapannya.
”Gandrung Wadon” menjamur menerobos ruang
dan waktu. Meski perjalanannya tak henti diterpa goda karena kenakalan semata.
Mereka tak mengerti hakekat yang sebenarnya. Mereka yang punya asa untuk
kembalinya martabat Gandrung Banyuwangi agar tetap berkibar.
Kini saatnya, menoleh ke belakang
menyaksikan masanya.
Komentar saya:
Penting untuk seniman tari Banyuwangi melihat repertoar ini agar bisa membuat
perbandingan, pengemasan sebuah tari tradisional menjadi tontonan untuk
masyarakat modern.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar