Lomba
Ngeja Bahasa Using pertama kali akan diadakan tanggal 19 Februari 2017.
Terlihat seperti hal sepele, Lomba ini, bisa jadi akan berfungsi sebagai salah
satu tonggak untuk meningkatkan kemampuan menulis dalam Bahasa Using dan
sebagai pertahanan bahasa Using ke depan.
Lomba akan dilaksanakan setiap Hari Minggu
pukul 10 pagi di studio Radio Blambangan 88.1 FM Banyuwangi.
Tiga orang peserta setiap minggunya akan
bertanding. Setiap pemenang mingguan, akan bertanding pada minggu keempat pada
babak semifinal. Dan tiga pemenang bulanan pada babak semifinal, akan
bertanding pada minggu ke-13 tanggal 14 Mei 2017. Di situlah akan lahir juara
1, 2, 3.
Melihat kedudukan bahasa Using yang semakin
hari semakin terdesak, tercermin dalam perilaku penuturnya yang cenderung
menggunakan bahasa yang lebih dominan (Jawa dan
Indonesia), perlu banyak pendekatan-pendekatan yang harus dilakukan untuk
mempertahankannya. Misalnya, memperkaya kegiatan kebahasaan di luar ruang kelas,
khususnya kegiatan tulis. Memberi lebih banyak kesempatan murid-murid menemukan
penggunaan bahasa di luar kelas. Misalnya, ada program radio, ada majalah, ada
karya sastra dll. Dengan kuatnya bahasa tulis, bahasa Using akan lebih tegak,
lebih kuat menghadapi serbuan bahasa dominan.
Saat ini kegiatan tulis menulis, baru
sebatas lomba mengarang cerpen yang setiap tahun diadakan oleh Paguyuban
Sengker Kuwung Belambangan (SKB), yang hasilnya dibukukan, penulisan cerpen di
media massa (mingguan Bisnis Banyuwangi), serta penulisan periodikal maupun
buku-buku lainnya, yang jumlahnya masih terbatas.
Lomba Ngeja ini diharapkan nantinya akan
membantu membangun dasar yang kuat bagi generasi Using di masa mendatang untuk
mengakrabi kaidah tulis menulis yang sudah ada dan mengimplementasikannya dalam
bentuk karya tulis.
Memang, bentuk nguri-nguri dalam bentuk
lisan, misalnya lomba mendongeng, lomba celathu, dan lomba sejenis tidak kalah
penting. Namun, hanya dengan karya tulis, sastra Using bisa dikenal orang luar
dan semakin mendudukkan kekuatan bahasa Using sebagai sebuah bahasa tersendiri.
Contohnya, saat ini karya-karya tulis berbahasa
Using, sedang dinilai oleh Yayasan Kebudayaan Rancage, sebuah lembaga yang
mengapresiasi kegiatan menghidupkan bahasa lokal, dengan memberi penghargaan.
Misalnya bahasa Sunda, Jawa, Bali, Batak dan Lampung. Tahun ini panitia masih
menimbang apakah karya sastra Using, dinilai sebagai karya bahasa yang berdiri
sendiri atau bagian dari Bahasa Jawa. (Cek buku-buku yang masuk di panitia
Rancage di akun facebooknya: Yayasan Kebudayaan Rancage).
Tanpa karya yang terbit secara konsisten
dalam tiga tahun terakhir, Rancage tak akan melirik sastra yang berkembang di
satu daerah tertentu. Tidak cukup hanya berkoar-koar bahwa kita ini punya
bahasa yang berdiri sendiri, tanpa membuktikan dengan adanya karya. Lelah sudah
kita berdebat apakah bahasa Using dialek atau bukan dari bahasa Jawa. Yang
penting kita buktikan dengan karya, bahwa bahasa Using mempunyai kosakata dalam
karya yang berbeda dengan bahasa Jawa.
Lomba Ngeja Basa Using, tentu akan menjadi
dasar untuk anak-anak Using menuliskan karya-karyanya dalam bahasa Using.
Mereka akan diajari untuk menulis dengan ejaan yang benar, yang sudah mereka
pelajari di sekolah. Mereka akan mengenali bagaimana menuliskan kata-kata
dengan ejaan yang baku. Kesalahan-kesalahan apa yang sering timbul, yang sering
mereka lakukan, sehingga mereka dapat memberi koreksi kesalahan tersebut lewat
Lomba ini.
Teknisnya, mereka akan dibacakan sebuah
kata, dan mereka harus menuliskan, menirukan ucapannya, dan kemudian mengejanya.
“Semaure Kudu Bener”, itu tagline Lomba tersebut. Karena peserta memang harus
menjawab dengan benar, tidak asal buka mulut.
Untuk anda-anda yang belum pernah secara
formal belajar mengeja bahasa Using, inilah kesempatan untuk mempelajari ejaan
yang baku dan benar. Sehingga ke depan, anda tidak lagi keliru menulis. Dan
sekaligus, ujian, apakah anda lebih pintar dari anak SD, atau anda harus
belajar dari mereka.
iwandear@gmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar