Minggu, 14 Juni 2015

Danang dan industri televisi


Seluruh masyarakat Banyuwangi, baik di kampung halaman maupun suporter Danang di perantauan dan di luar negeri, menangis melihat jagoannya hanya menjadi nomor dua setelah Evi Masamba. Media-media sosial, twitter, grup facebook dan blog, yang berhubungan dengan Banyuwangi penuh dengan caci maki, terutama menyalahkan televisi penayang dan si empunya acara Dangdut Academy 2.

Apa boleh buat. Acara DA2, memang belum jelas jenis kelaminnya, apakah program itu ajang pencarian bakat, sehingga keputusan ada di tangan dewan juri, atau kah people’s choice award (yang mendasarkan pemenang berdasarkan favorit permisa). Kedua model tersebut tidak ada yang diharamkan. Hanya seharusnya jelas dari awal.

Melihat gelagatnya, DA2 adalah People’s Choice Awards, tapi untuk apa gunanya duduk lima orang Dewan Juri? Host bahkan memaksa anggota Dewan Juri untuk memberi penilaian, yang pada lagu pertama skornya adalah 5-0 untuk Danang, karena dinilai lebih kreatif memadukan dangdut dan jazz.

Jadi, soal persyaratan panitia sebelumnya mulai dari kemampuan bernyanyi yang berstandar bagus, tekniknya dan mempunyai keunikan menarik dalam bernyanyi, penampilan, pengalaman serta bakat lainnya, menjadi tidak berarti.

Karena setelah dengan hitungan sms terakhir, Danang jadi nomer dua. Untuk apa penilaian dewan juri? Mestinya untuk program ajang pencarian bakat, yang dominan adalah dewan juri. Misalnya dengan porsi 75 persen penilaian juri, sisanya adalah SMS. Sedangkan kalau mau mencari favorit pemirsa, sms lah yang dominan. Dalam format DA2, yang banci, dewan juri menjadi tidak punya tanggung jawab moral pada keputusannya. Dewan juri bisa seenaknya menentukan pemenangnya, toh tidak ada beban moralnya, karena sms menentukan lain.

Bahkan salah satu juri, Inul sempat menyayangkan saat tersingkirnya dua kontestan bagus dari Jakarta dan Bandung, karena pendukung dari kedua kota itu tidak semilitan pendukung dari daerah. Primordialisme berbicara dalam ajang ini. Inul mengatakan sangat disayangkan dua orang ini tersenggol hanya karena orang Jakarta dan Bandung tidak tergerak untuk mengirim sms.

Ajang ini menjadi suatu hal yang tidak mendidik, dalam hal, tidak menghargai prestasi seseorang. Acara yang diklaim sebagai ajang pencarian bakat, ternyata dikalahkan oleh si kaya, yang mempunyai uang lebih banyak untuk menyokong idolanya. Semestinya reward (hadiah) diberikan kepada orang yang lebih baik menurut penilaian juri.

Jadi bisa dimaklumi, caci maki pendukung Danang, bahwa televisi penayang hanya mengedepankan bisnis untuk mengeruk uang penonton di balik program tersebut. Memang, sebagai badan komersial, televisi swasta tentu akan memanfaatkan, bagaimana caranya mendapat uang sebanyak-banyaknya dengan cara yang semudah-mudahnya, semurah-murahnya. Sah-sah saja kalau diumumkan dari awal. Jadi tidak perlu juri.

SMS premium untuk acara-acara televisi, biasanya stasiun televisi berbagi hasil setengah-setengah dengan operator telepon. Diyakini, uang sms yang beredar mencapai milyaran rupiah setiap episode berlangsung, karena sms yang masuk jumlahnya jutaan, menurut host acara. Sejatinya hasil SMS itu adalah hasil sampingan saja, untuk sebuah acara televisi dan stasiun televisi. Televisi swasta menggantungkan beban pendapatannya pada iklan yang berseliweran sepanjang acara.

Jadi, lain kali ke depan, kalau tidak mau kecewa saat mendukung salah satu kontestan di sebuah program, lihat acara televisinya:

1.       Acara apakah itu: Ajang pencarian bakat atau Ajang mencari favorit penonton?

2.       Kalau ajang pencarian bakat, berarti sms anda tidak begitu berarti, karena keputusan ada di dewan juri.

3.       Kalau ajang mencari favorit penonton (people’s choice award), siap-siaplah bahwa siapa yang didukung dengan uang yang lebih besar, dia yang akan menang.

Dalam kasus Danang, sebenarnya tidak usah terlalu ditangisi, karena dengan kemampuan vokal Danang dan caranya menyanyi, yakinlah di masa depan ia akan lebih sukses dari pesaingnya. Meskipun sekali lagi, kadang-kadang pasar punya maunya sendiri. Pasar itu termasuk anda yang kecewa, lain kali, kalau Danang sudah menelorkan album (yakin saat ini sudah ada produser musik yang mendekatinya), dukunglah dengan membeli kaset/vcd/dvd nya. Dengan cara mendukung begini, jagoan anda akan terus eksis. Kalau lagunya tidak anda dukung, ia juga akan tersungkur. Hilang dari pasar karena produser enggan membiayai album berikutnya. (iwandear@gmail.com)

2 komentar:

  1. Bener iku kang , ono juri tapi heng biso nentok aken sopo hang pantes dadi juara. Semprul tenan.

    BalasHapus
  2. Yg sy tandai adalah Danang menang 5-0?? itu hanya penampilan pertama untuk selanjutnya di penampilan ke2,3 & 4 dewan juri lebih memilih penampilan EVI MASAMBA.dgn kata lain 3-1 utk EVI MASAMBA. jd berdasarkan penilaian juri pun EVI lah yg menjadi juara.

    BalasHapus