Senin, 02 Maret 2015

Wisata Banyuwangi dan janji 2,5 milyar


 
 
Tanggal 28 Februari 2015 lalu, dua acara tentang Banyuwangi meramaikan sebuah akhir pekan di ibukota.

Pertama, peluncuran program Banyuwangi Festival 2015 yang diselenggarakan di Gedung Sapta Pesona kementrian Pariwisata. Kedua sebuah fashion show yang menjadi bagian Indonesian Fashion Week di Jakarta Convention Center.

Saat meluncurkan Banyuwangi Festival 2015, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Beberapa jam sebelumnya, di Gedung Sapta Pesona kementrian Pariwisata, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dan Menteri Pariwisata Arief Yahya, menggelar peluncuran

Menteri Pariwisata berjanji akan membantu menggelontorkan 1,5 milyar untuk membantu tiga acara wisata Banyuwangi, yaitu International Tour de Banyuwangi-Ijen, Festival Gandrung Sewu dan Banyuwangi Ethno Carnival.

Tahun ini Banyuwangi Festival menggelar 38 acara, termasuk Festival Toilet Bersih sampai Festival Kuwung.

Untuk mencapai target 50 ribu wisatawan, Banyuwangi disarankan untuk membuat Master Plan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional. Sementara memang Banyuwangi menyumbang sekitar 15 tempat wisata, lebih banyak dibanding Jember (3) dan Situbondo (1).

Infrastruktur yang menunjang pariwisata juga akan dibangung: 1. Perpanjangan landasan Bandara Blimbingsari dari 1800 meter menjadi 2500 meter agar bisa didarati pesawat jet, tidak lagi hanya turboprop yang menggunakan baling-baling, 2. Pelebaran jalan Banyuwangi-Blimbingsari, serta 3. Mensertifikasi 100 anak Banyuwangi dengan standar ASEAN. Dan disarankan membangun Marina. Selain mengundang banyak kapal wisata, juga menciptakan pemandangan yang indah.

Banyuwangi juga akan dipromosikan dalam 3B yaitu Bali, Banyuwangi, Bromo. Karena Banyuwangi secara internasional belum dikenal, masih harus ditempelkan ke brand yang lebih mendunia yaitu Bali.

Menteri Pariwisata, bahkan memberi insentif lain. “Kalau tahun 2015 ini wisatawan asing mencapai 50.000 orang , saya akan beri 2,5 milyar tahun depan.”

Ada dua catatan saya tentang launching yang megah tersebut: 1. Audio CD yang dibawakan untuk mengiringi dua tari Banyuwangi yang kurang bagus, akan berbeda kalau dibawakan live. 2. Icon BEC lengkap dengan kostum yang lebih identik dengan Jember Fashion Carnaval. Lengkap dengan lensa mata yang lebih mirip binatang daripada orang. Sama sekali tidak ada unsur Banyuwanginya apalagi memperlihatkan kekayaan budaya Banyuwangi. Masih banyak kostum berunsur Banyuwangi yang bisa ditampilkan, ada Gandrung, Barong, Kebo-keboan, Seblang yang berakar dalam masyarakat, tinggal memolesnya kalau hendak ditampilkan lebih sebagai marketing gimmick. 

 Mudah-mudahan, Banyuwangi cepat membuat lompatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar