Apa yang
membedakan Angklung Jawa Barat, Bali atau Banyuwangi? Pelajaran apa yang bisa
diambil dari Angklung Caruk?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut, bisa
diperpanjang dengan berbagai pertanyaan lain, sebenarnya apa yang menyebabkan
kesenian Kuntulan yang tadinya melulu milik anak-anak pesantren, bisa menjadi
kesenian profan? Atau apa yang menyebabkan kesenian Damarwulan dinamai Jinggoan
atau Janger?
Bagaimana gaya peringatan Maulid gaya Using?
Mocoan Pacul Guwang? Atau apa saja komponen-komponen Kiling Banyuwangi?
Kalau kita sudah sering mendengar nama Temu
atau Mak Onah, lantas siapakah Pak Pi’i dari Kemiren? Atau apa peran Pak Mul
dalam membesarkan adat Kebo-keboan.
Apakah yang membuat sastra Using berkibar? Apakah
layak disebut Using? Ataukah kita hanya dicekoki istilah yang akhirnya membuat kita
jadi bertanya-tanya, siapakah kita?
Pertanyaan-pertanyaan
itu terjawab pada buku Membicarakan Seni
dan Sastra Banyuwangi. Buku ini terbit dwi bahasa, Indonesia-Using. Jadi
kalau dibalik, ada versi bahasa Usingnya yang berjudul: Nggesahaken Seni lan Sastra Banyuwangi.
Buku kumpulan artikel yang ditulis beberapa
orang ini, direncanakan akan diluncurkan tanggal 4 Mei 2014 di Pelinggihan
Dinas Pariwisata dan Budaya pukul 09.00.
Para penulis antara lain: Dwi Pranoto, Eko
Budi Setianto, Hasan Sentot, Hasan Basri, Mas Robin, dan Moh. Syaiful.
Buku ini diterbitkan oleh penerbit Pustaka
Larasan Bali.
Pada saat yang sama, acara tersebut juga
akan menampilkan para pemenang Lomba
Mengarang Cerita Pendek Berbahasa Using 2014. Lomba, yang ditutup tanggal
27 April ini, berhadiah total empat juta lima ratus ribu rupiah. Lomba
mempunyai kategori: SD, SMP, SMA, dan Umum. Masing-masing kategori akan
menampilkan tiga karya terbaik.
Sementara, karya lain yang bukan merupakan
salah satu yang terbaik, tetapi dianggap baik oleh panitia tetap akan dibukukan.
Seluruh penulis yang karyanya dicantumkan dalam buku, akan mendapat hadiah
buku.
Dan seluruh peserta, akan mendapatkan piagam
keikutsertaan dari panitia.
Hasil lomba ini, seperti lomba tahun
sebelumnya, akan dibukukan menjadi Kembang
Ronce Cerita Cendhek Using 2014, pada bulan Desember nanti.
Yang tertarik untuk mengikuti Lomba ini bisa mengirimkan cerpennya ke: cerpenosing@gmail.com.
Mugo-mugo keh kanggone buku iki dung wis terbit,..amin
BalasHapus