Selasa, 17 Mei 2016

Juni 2016, Tiga Tahun Gerakan Buku Berbahasa Using Banyuwangi



Bulan Juni 2016 mendatang, sebuah upaya pelestarian bahasa Using melalui penulisan buku akan mencapai tahun ketiganya. Bertempat di Pelinggihan Dinas Pariwisata tiga tahun lalu, sebuah novel dwi bahasa Using-Indonesia berjudul Nawi BKL Inah diluncurkan. Novel yang diterbitkan oleh Republika Penerbit itu merupakan tonggak kecil yang mengawali penerbitan buku-buku lain berbahasa Using maupun buku dwi bahasa sebagai bagian dari gerakan “menghidupkan” bahasa tulis Using di kalangan masyarakat Banyuwangi, pemilik bahasa tersebut.
Bahasa Using yang sebenarnya sudah diperkenalkan sebagai muatan lokal di sekolah dasar tahun 1997. Sejak diundangkan lewat Perda No. 5 tahun 2005, ia semakin mendapat amunisi untuk bergerak ke depan. Sayangnya Perda tersebut juga tidak memicu tumbuhnya karya tulis berbahasa Using. Layaknya bahasa daerah kecil lainnya, bahasa Using lebih berkembang sebagai bahasa lisan, seperti dalam lagu-lagu daerah. (Menurut Ferguson yang dikutip Soepomo dalam disertasi Suparman Herusantosa di Universitas Indonesia berjudul Bahasa Using di Kabupaten Banyuwangi (1987), “Bahasa Daerah Kecil” yaitu bahasa yang prestasinya rendah, tidak mempunyai tradisi sastra, tidak memiliki kodifikasi dan penguasaannya hanya melalui keluarga dan masyarakat dalam situasi tidak formal. Bahasa Daerah Kecil adalah bahasa yang digunakan oleh kurang dari satu juta penduduk.)
Kalaupun ada karya tulis sebatas kumpulan puisi yang tidak beredar luas.
Pada mulanya, buku berbahasa Using  diawali dengan diterbitkannya Kamus Bahasa Daerah Using-Indonesia yang diluncurkan tahun 2002, ditulis oleh almarhum Hasan Ali. Belakangan penulis yang sama mengeluarkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Using (2006 ) dan Tata Bahasa Baku Bahasa Using (2006). Sebagai materi pembahasan bahasa, dua buku terakhir ini berpengantar bahasa Indonesia.
Setelahnya, terbit  pula karya tulis berbahasa Using yang sifatnya sebagai buku pengayaan bacaan sekolah berupa Dongeng (Cerita Rakyat Banyuwangi) tahun 2002, karya keroyokan seniman budayawan Banyuwangi dan Unen-unen Basa Using (2003)karya maestro pengarang lagu Banyuwangi Andang CY. Dengan diajarkannya bahasa Using di sekolah, lantas belakangan muncul buku pelajaran dengan wujudnya tiga jilid buku pelajaran sekolah SD, Lancar Basa Using (2005) dan tiga jilid buku SMP Paseh Basa Using (2005).
Tahun 2005, sastrawan Abdullah Fauzi atau yang dikenal sebagai Kang Ujik, menulis novelet Pereng Puthuk Giri. Inilah karya sastra prosa berbahasa Using pertama yang pernah diterbitkan. Pegiat budaya sekaligus professor dari Universitas Jember, almarhum Prof. Ayu Sutarto bersama Marwoto dan Heru SP Saputra, tahun 2013 menerbitkan buku cerita anak-anak tiga bahasa Using, Indonesia dan Inggris, berjudul: Mutiara yang Tersisa III, Kearifan Lokal Dalam Cerita Rakyat Using.
Sementara majalah Seblang yang diterbitkan oleh Dewan Kesenian Blambangan tidak pernah lagi terlihat kelebatnya. Justru Balai Bahasa Jawa Timur di Surabaya yang masih rutin menerbitkan majalah Lontar Using, meski hanya dua kali dalam setahun. Tetapi majalah ini satu-satunya yang ikut menjaga eksistensi bahasa tulis Using dalam sebuah penerbitan periodikal.
Bulan Juni 2013, Nawi BKL Inah diterbitkan dan diberi pengantar oleh sastrawan Seno Gumira Ajidarma, ditulis menggunakan bahasa Using dengan kaidah yang tidak mengikuti kaidah baku penulisan bahasa. Dalam pengantarnya, penulisnya menyadari sepenuhnya format penulisan yang tidak sesuai dengan tata bahasa baku seperti yang sudah diajarkan di sekolah-sekolah, meski dengan resiko, novel tersebut tidak bisa direkomendasikan untuk bacaan anak sekolah.
Nawi BKL Inah merupakan sebuah prosa liris dengan susunan yang terikat pada jumlah baris dan persamaan bunyi pada akhir barisnya. Sebagai sesuatu yang baru dalam penulisan karya sastra berbahasa Using, novel ini setiap tahun menjadi kajian skripsi sarjana:
1.       Trin Meilasari dari Universitas Negeri Surabaya dengan skripsi berjudul: PAMILIHE TEMBUNG LANN LELEWANE BASA SAJRONE LIRIK CARITA BASA USING NAWI BKL INAH ANGGITANE ANTARIKSAWAN JUSUF LAN HANI Z. NOOR (2014)
 
2.       Maulana Affandi dari Fakultas Sastra Universitas Jember dengan skripsi berjudul: NOVEL NAWI BKL INAH KARYA ANTARIKSAWAN JUSUF DAN HANI Z. NOOR: KAJIAN HUMANIORA (2015)
 
3.       Dayu Roshinta P.S. dari Universitas Muhammadiyah Malang dengan judul: ANALISIS DIKSI DALAM PROSA LIRIK NAWI BKL INAH BAHASA USING KARYA ANTARIKSAWAN JUSUF (2016)
 
Pada saat peluncurannya, penulis juga mengadakan lomba mengarang cerita pendek berbahasa Using sebagai usaha untuk mengajak masyarakat lebih terlibat penulisan karya tulis berbahasa Using. Pada akhir tahun itu juga, hasil karya pemenang dan karya bagus lainnya, dibukukan dalam sebuah buku kumpulan cerita pendek berjudul Kembang Ronce 2013. Dan pada tahun-tahun setelahnya, lomba tersebut menjadi bagian tak terpisahkan dari usaha pelestarian bahasa Using. Sehingga terbit juga buku kumpulan cerpen hasil lomba: Kembang Ronce 2014, Kembang Ronce 2015.
 Pada akhir tahun itu juga terbit buku: Isun Dhemen Basa Using (2013), yang berisi berbagai informasi kata benda, nama-nama binatang, kata-kata yang berhubungan dengan agama, ritual dsb. Buku tersebut menjadi rujukan siswa dan guru sekolah dalam proses belajar mengajar. Memenuhi permintaan yang tinggi, buku tersebut mengalami cetakan kedua tahun 2015 dan bahkan menyusul seri keduanya Isun Dhemen Basa Using 2, bulan Mei 2016.
Sejak penerbitan buku Isun Dhemen Basa Using dan Kembang Ronce 2013, seluruh penerbitan buku-buku tersebut menggunakan kaidah bahasa sesuai aturan yang diajarkan di sekolah. Sehingga sebagian buku seperti buku cerita serial anak-anak Markas Ketelon (2014) dan Kembang Ronce 2014 dapat dibagikan ke sekolah-sekolah dalam sebuah acara Hibah Buku, kerjasama antara Ikawangi Jabodetabek dan SKB serta Dinas Pendidikan Banyuwangi.  Buku lain yang terbit adalah Nggesahaken Seni lan Sastra Banyuwangi yang merupakan buku dwi bahasa Using-Indonesia, kumpulan artikel berbagai topik seputar seni dan sastra Banyuwangi. Kontributor untuk buku ini antara lain Dwi Pranoto, Eko Budi Setianto, Hasan Basri, Hasan Sentot, Moh. Syaiful dan Mas Robin.
Tahun 2015, merupakan tahun yang cukup produktif untuk penerbitan buku-buku berbahasa Using. Selain mencetak kembali Isun Dhemen Basa Using, ada juga kumpulan artikel berbahasa Using, Indonesia dan Inggris: Enam Mata Tentang Banyuwangi yang ditulis oleh Hasnan Singodimayan, Hasan Basri dan Antariksawan Jusuf. Lantas menyusul kumpulan cerpen yang ditulis oleh Moh. Syaiful dan Nur Holipah Jala Sutra. Lantas ada pula buku panduan menulis dalam bahasa Using, Nganggit Nganggo Basa Using dan novel dwi bahasa Using-Indonesia Niti Negari Bala Abangan yang ditulis oleh budayawan produktif Banyuwangi Hasnan Singodimayan. Tahun 2015, ditutup dengan diluncurkannya dua buah buku Kembang Ronce 2015 dan Balambangan 1771, kumpulan cerpen seputar perjuangan rakyat Blambangan melawan penjajah Belanda. Selain buku, diterbitkan pula sebuah permainan anak-anak kuarter dengan tema seputar kekayaan budaya, adat, geografi, flora dan fauna Banyuwangi.
Tahun 2016 diawali dengan terbitnya buku Isun Dhemen Basa Using 2 yang peluncurannya bulan Mei dilaksanakan bersamaan dengan pengumuman lomba Mengarang Menggunakan Bahasa Using.
Mudah-mudahan, usaha pelestarian bahasa Using makin maju di masa mendatang.
Antariksawan Jusuf
penulis bahasa Using dan Ketua Paguyuban Sengker Kuwung Belambangan (SKB)
antariksawanjusuf.blogspot.com