Kamis, 24 April 2014

Nggesahaken Seni lan Sastra Banyuwangi

Apa yang membedakan Angklung Jawa Barat, Bali atau Banyuwangi? Pelajaran apa yang bisa diambil dari Angklung Caruk?
   Pertanyaan-pertanyaan tersebut, bisa diperpanjang dengan berbagai pertanyaan lain, sebenarnya apa yang menyebabkan kesenian Kuntulan yang tadinya melulu milik anak-anak pesantren, bisa menjadi kesenian profan? Atau apa yang menyebabkan kesenian Damarwulan dinamai Jinggoan atau Janger?
   Bagaimana gaya peringatan Maulid gaya Using? Mocoan Pacul Guwang? Atau apa saja komponen-komponen Kiling Banyuwangi?
   Kalau kita sudah sering mendengar nama Temu atau Mak Onah, lantas siapakah Pak Pi’i dari Kemiren? Atau apa peran Pak Mul dalam membesarkan adat Kebo-keboan.
   Apakah yang membuat sastra Using berkibar? Apakah layak disebut Using? Ataukah kita hanya dicekoki istilah yang akhirnya membuat kita jadi bertanya-tanya, siapakah kita?

Pertanyaan-pertanyaan itu terjawab pada buku Membicarakan Seni dan Sastra Banyuwangi. Buku ini terbit dwi bahasa, Indonesia-Using. Jadi kalau dibalik, ada versi bahasa Usingnya yang berjudul: Nggesahaken Seni lan Sastra Banyuwangi.
   Buku kumpulan artikel yang ditulis beberapa orang ini, direncanakan akan diluncurkan tanggal 4 Mei 2014 di Pelinggihan Dinas Pariwisata dan Budaya pukul 09.00.
   Para penulis antara lain: Dwi Pranoto, Eko Budi Setianto, Hasan Sentot, Hasan Basri, Mas Robin, dan Moh. Syaiful.
   Buku ini diterbitkan oleh penerbit Pustaka Larasan Bali.
   Pada saat yang sama, acara tersebut juga akan menampilkan para pemenang Lomba Mengarang Cerita Pendek Berbahasa Using 2014. Lomba, yang ditutup tanggal 27 April ini, berhadiah total empat juta lima ratus ribu rupiah. Lomba mempunyai kategori: SD, SMP, SMA, dan Umum. Masing-masing kategori akan menampilkan tiga karya terbaik.
   Sementara, karya lain yang bukan merupakan salah satu yang terbaik, tetapi dianggap baik oleh panitia tetap akan dibukukan. Seluruh penulis yang karyanya dicantumkan dalam buku, akan mendapat hadiah buku.
   Dan seluruh peserta, akan mendapatkan piagam keikutsertaan dari panitia.
   Hasil lomba ini, seperti lomba tahun sebelumnya, akan dibukukan menjadi Kembang Ronce Cerita Cendhek Using 2014, pada bulan Desember nanti.

   Yang tertarik untuk mengikuti Lomba ini bisa mengirimkan cerpennya ke: cerpenosing@gmail.com.