Senin, 19 Januari 2015

Enam Mata Tentang Banyuwangi


Sebuah buku yang menyatukan berbagai tulisan tentang Banyuwangi dalam tiga bahasa Using, Indonesia, Inggris.
   Buku ini mencatat banyak hal tentang Banyuwangi. Yang paling menarik tentu Banyuwangi sebelum Indonesia merdeka. Banyak nama-nama yang sekarang menjadi asing bahkan di telinga masyarakat Banyuwangi sendiri. Misalnya: Dandang Wiring, Singodilagan, Setasiyun SS, Kelinturan dll.
   Sebesar apa kota Banyuwangi saat itu? Benarkah orang-orang tak berani keluar setelah magrib ke arah Penataban, karena batas kotanya cuma sampai rumah sakit? Dan setelah magrib banyak jerangkong bergelantungan di pohon-pohon asam yang tumbuh berjajar sepanjang jalan? Bagaimana kebiasaan orang menonton sepakbola yang digelar di tempat yang saat ini disebut Taman Blambangan? Semua dicatat rinci oleh ingatan Pak Hasnan Singodimayan.
   Belum lagi amatan Hasan Basri tentang berbagai hal di Banyuwangi. Mulai dari Barong dan para penggiatnya, tentang sikap kita terhadap berkembanganya kesenian di Banyuwangi. Tentang Petik Laut, tentang musik Banyuwangi.
   Tak lupa, banyak catatan tentang perjuangan Bahasa Using untuk menjadi bahasa yang utuh. Dan nasibnya yang seperti telor di ujung tanduk. Masa depan suram.
   Buku yang disusun oleh Hasnan Singodimayan, Hasan Basri, dan Antariksawan Jusuf ini direncanakan akan diluncurkan tanggal 7 Februari 2015 di Pelinggihan Dinas Pariwisata Banyuwangi, Jl. A. Yani.
   Buku yang sangat penting untuk mereka yang ingin tahu sepenggal perjalanan sejarah Banyuwangi.